Sunday, July 02, 2006

Shrikandhi maju perang

Dalam hidup kita harus selalu memilih. Saat kita enggan atau tidak tau apa yang ingin kita pilih, maka hidup akan memilihkannya untuk kita. Pahit, manis, asam, getir, sepat, segar..it's all about choices. And state of mind. Seperti Shrikhandi yang maju perang. Melawan Bhisma yang dihormatinya, sekaligus didendaminya sebagai titisan Ambha. Perempuan yang menitis ke dalam tubuh seorang perempuan, yang kemudian berubah menjadi lelaki. Karena kemauan para dewa, yang tak rela kekasihnya mati ditangan wanita. Perubahan yang juga dipilih Shrikandhi sendiri. Bertukar kelamin menjadi pria, dengan seorang rakhsasa. Mengorbankan hidup dan keluarganya demi suratan dewata. Terdengar kejam, namun dia telah memilih. Ada pihak-pihak dan banyak hal yang dikorbankan. Perasaan Keluarga Viratha, istrinya dan omongan masyarakat yang terkadang sangat kejam. Semua karena sebuah pilihan. Masyarakat Jawa memang selalu mengenal kata tumbal. Sesuatu yang dikorbankan untuk mendapatkan hal lain yang diinginkan. Tumbal. Hadiah suci untuk para dewa. Persembahan. Yang kau kirimkan dengan hatimu. Yang pedih dan teriris, untuk mendapatkan karunia yang kau mau. Yang kau pilih. Tidak ada yang sempurna atas segala sesuatu. Karena ketidaksempurnaan akan menjadi bagian dari puzzle semesta. Yang mengisi bagian kosong. namun tidak saat penuh. Karena saat penuh, kau adalah kolam yang terisi air. Yang akan luber jika diisi terus. Memuntahkan isi yang dikandungnya, dari ikan yang menggelepar kekurangan oksigen sampai tumbuhan air dan lumut-lumutnya, bila diisi terlalu ekstrim. Saat penuh kau akan kosong, dan saat kosong kau akan dipenuhi. Hidup akan selalu memilihkan untukmu, tanpa kau sadari, bila kau membuka pintunya.