Saturday, March 12, 2005

Untuk sahabatku

Sediih.. Tadi sore seorang teman bercerita kalau salah seorang sahabatku, yang dulu dekat denganku, sedang aktif menjelek-jelekanku. Mungkin dia sakit hati padaku yang sedang malas mengangkat telpon darinya. Telpon yang sebagian besar berisi kutukan-kutukannya pada orang-orang yang dianggapnya "kurang" peduli padanya atau orang-orang yang dianggapnya memberikan pembayaran yang kurang untuknya. Terlebih, sebelumnya aku mendengar kalau dia menjelek-jelekanku di belakang. Hal yang telah kudengar delapan bulan sebelumnya. Hal yang kuanggap berita bohong, karena datang dari orang yang tengah bermasalah dengannya. Namun setelah beberapa bulan kemudian ada orang lain yang mengatakan hal yang sama (dia memburuk-burukkan aku di belakangku), aku mulai berpikir kalau hal ini bukan fitnahan atau usaha untuk mencari sekutu dalam bermusuhan. Suatu hal yang khas perempuan. Parahnya, dalam beberapa bulan terakhir ini, aku mendapat konfirmasi menegenainya dari beberapa orang. Aku sangat mempercayai asas praduga tak bersalah, tapi bagaimanapun bila lebih dari 3 orang mengatakan hal yang serupa maka hal itu dapat dinyatakan sebagai fakta. Terlebih beberapa diantara mereka tidak mengenal yang lain. Beberapa minggu yang lalu, aku masih menganggap kegiatan "penjelek-jelekkannya" sebagai tempat sampahnya menghadapi hidup. Biarkan saja. Life goes on, and on, and on. Sing waras ngalah. Tapi lama-lama capek juga ya.. Yah, semoga Tuhan memberikan kebahagiaan untuknya. Semoga Dia menganugrahinya cinta dan kasih sayang, sehingga dia puas dengan hidupnya dan tidak sempat menjelek-jelekkan orang ataupun mengutuk-ngutuki mereka. Dan semoga Tuhan membukakan matanya, bahwa aku tidak memusuhinya. Aku hanya lelah, butuh istirahat barang sejenak. Lelah mendengar kutuk dan sumpah serapah. Hanya ingin mengaso melepaskan penatku, beban batinku. Semoga Tuhan merestuinya, memberinya kebahagiaan dalam hidup dan mengirimkan seseorang yang terbaik untuknya. Karena sesungguhnya aku menyayanginya. Sahabatku, apapun yang kau katakan tentangku, semoga engkau berbahagia. Semoga Dia Yang Maha Cinta memberikan jalan terang untukmu. Menyayangimu dan menjagamu. Mengasihimu dan meluruskan jalanmu apabila kau lupa atau bersalah. Dan semoga kasihNya akan membukakan matamu, bahwa di hatiku aku tetap menyayangimu. Dan berdoa untukmu disetiap waktu, sebagaimana aku mendoakan sahabat-sahabatku yang lain. Perpisahan kita hanya sebatas raga, jasad, dan bukanlah hatiku. Yang masih mendoakanmu. Sahabatku. Semoga engkau bahagia..

Wednesday, March 02, 2005

Laron obong

Seperti laron yang terbang ke arah lilin, tanpa sengaja mengumpankan dirinya pada api.. Seperti itulah cinta. Tak akan kuasa seorang makhluk untuk mendatangi cahayanya yang memikat inderawi, meskipun maut ataupun kehancuran yang kau tau mungkin menyongsong. Mungkinkah laron itu tak mengetahui hal itu? Hal yang kerap terjadi pada bangsanya, teman-temannya, yang telah mati karena tak mampu melawan daya tarik api lilin? Cinta yang terkadang menyakitkan, jalannya penuh onak dan duri. Namun tetap dijalani. Seorang Gibran pun tak sanggup menepisnya. "Ikutilah cinta walaupun jalannya panjang, tajam dan berliku." Dan pedang yang tersembunyi di balik sayap itu menghampirimu, menusukmu hingga habis harimu. Itulah cinta. Tak kuasa kita menahan langkahnya. Karena semua yang kita punya tak akan bisa mengalahkan cinta. Sediih..