Tuesday, September 19, 2006

Mutasi terapi

Jujurnya, kalau ada yang paling saya benci diseluruh dunia itu adalah saya. Saya nggak suka sekali dengan diri saya. Kadang sering terlintas, kok tega sih Dia naro saya di cangkang ini. Yang ini?? Buka-buka friendster orang aja langsung kebayang ada apa yang bakal kejadian sama dia. I hate myself. Kenapa sih nggak bisa biasa aja. Liat friendster atau apalah..itu nggak perlu langsung keliatan dong masalah yang bakal mereka hadapi. Biasa aja deh, kayak orang normal lainnya! Nggak usah neko-neko. Keliatan masalahnya, kalau saya mau tau aja, ada apa ya dengan orang itu. Nggak usah annoying deh, liat hal biasa udah langsung contact. Dasar mutant! Tapi kadang disaat kebencian saya terhadap diri sendiri itu memuncak, out of the sudden, beberapa hal muncul di depan saya.. Kalau saya nggak aneh gini, mungkin saya nggak bisa menikmati hal-hal yang dengan mudahnya bisa saya dapat. Dengan hanya sedikit usaha.. Apa yang saya mau , biasanya, akan ada di depan saya. Hiburan-hiburan kecil dari Tuhan. Kita hanya akan mendapat kesetimbangan. Dari dunia yang terbentuk dari keseimbangan. Apa yang kurang dari sisi satu, akan diberikan yang lain sebagai gantinya. Saat-saat yang menakutkan itu, kalau dilihat dengan lebih global (tidak hanya melihat dari sisi saya yang ketakutan setengah mati), sebenarnya tidaklah sedemikian parah. Toh sebagai imbangannya saya mendapat banyak pengetahuan dari situ. Yang kadang mengagetkan saat melihat literatur yang nyata. Ternyata saya nggak gila. Dan itu bukanlah halusinasi semata. Dan kalau boleh jujur, kadang saya meramal sebagai terapi saya menghadapi kebencian terhadap diri sendiri. Dari kenggaknormalan ini, saya bisa dapet duit kok. :)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home