Wednesday, July 25, 2007

Waktu

Semoga kau menyesali semua kesalahanmu sepeninggalku nanti. Semoga Yang Maha Cinta akan memendekkan umurku dan memanjangkan umurmu sepanjang-panjangnya. Sehingga kau akan menyesali semua kesalahan yang pernah kau perbuat padaku. Penyesalan yang panjang dan tak pernah ada habisnya. Sepanjang hidupmu. Dan saat itu kau akan menyadari arti aku. Disini. Karena semua yang manis hanya akan berarti setelah berlalu. Kenangan. Yang membekas, dan melekat. After taste dalam hidupmu yang panjang dan lama. Semoga Waktu memanjangkan umurmu. Dan semoga waktu juga yang akan memberi kemudahan untukku.

Sunday, January 21, 2007

bumi, mentari, awan, angin dan api

Saat awan menjadi angin. Saat mentari pergi ke ujung lautan yang dalam. Tenang dan tersembunyi. Saat bumi mengejar mentari, berlari ke tengah galaksi. Bergerak, menari dan mencari. Tambatan hati. Saat bulan tenggelam dalam peraduan yang kelam. Mencari hati yang ikut tenggelam. Kau muncul kembali dari debu perapian yang sepi. Dari bara, tangis dan air mata masa lalu. Sendiri dalam keberadaan. Dengan ikatan maya yang tertangguhkan. Bara hangat mentari yang menggugah masa lalu. Yang terlupa. Hilang sebelum bersama. Jembatan rapuh yang akan hancur bila dijejak dua orang. Hanyut sebelum menyentuh tanah seberang. Sekali tersambut talinya takkan ada jalan untuk kembali. Ke asal. Hanya ke bawah. Jauh ke bawah. Ke dasar bumi yang gelap, tempat ningghizhida bersemayam bersama umatnya yang terbuang. Sekali tersambut talinya, tak ada jalan kembali. Pulang. Akankah kau ambil resiko? Saat angin menghadang dan hujan badai erat bersautan. Tanpa payung dan peneduh di jalan.. It’s a one way ticket, my dear, you cant go back!

Thursday, December 21, 2006

ke dokter nggak ya?

Tuhan..aku takut.. Aku takut kalau dia nggak sayang lagi sama aku.. Aku takut, kalau ternyata bukan apa-apa, dia jadi berubah dan nggak sayang aku lagi. It's the nicest him I knew. Nyayang-nyayang aku, nanya aku kenapa dan gimana, sakit apa nggak..nanya perasaan aku. Aku takut Tuhan, kalau ternyata ini bukan keguguran, dan cuma mens biasa yg amit-amit sakitnya, dia nggak perduli lagi sama aku. Aku takut Tuhan. Kalau dia nyangka aku cuma besar-besarin masalah. Mens aja kok sampe gini (biarpun senyeri ini misalnya). Tapi di sisi lain, aku takut kalau ternyata ini memang keguguran, dan aku terlambat ambil tindakan, betapa nggak bertanggungjawabnya aku sama diri aku sendiri. Aku takut, ya Tuhan. Aku takut ke dokter ataupun nggak ke dokter dengan kedua konsekuensinya. Tuhan, tolong..berilah hasil yang terbaik untukku. Aku takut.

Sunday, September 24, 2006

La cielo

Kisaran arus kadang membawa kita hanyut ke bagian yang lebih hulu dari waktu. Ke tempat dimana kita pernah menyusuri sungai bersama bulir waktu. Menginjak kerikil dan terluka, mereguk embun yang tersisa di sudut daun yang menentramkan saat dikecap. Arus yang membawa kita ke sarang lebah yang ditinggalkan pemiliknya dengan madu yang membuncah. Reguk dan nikmati, janganlah takut disengat, karena penjaganya pergi entah kemana. Madu yang selalu ada bersama kenangan. Walau tak lagi ia kau kecap di lidahmu, hanya sebagai after taste. Kenangan, pisau tajam yang menoreh pergelangan dan membiusnya disaat yang bersamaan. Kulepaskan kau dengan semua kenangan, madu yang manis di segmen hati, terimakasih atas semua pemberian dan pengertian. Kulepas kau seperti merpati, semoga menjadi berkah untuk semua. Ciuman di kedua mata dan air mata. Yang menyusulnya. Kulepaskan engkau terbang di angkasa yang kau cintai. Dan pulanglah ke sarangmu sedikit lebih sering. Bila kau rindu dengan tempat itu, datanglah dengan tenang, akan kuberikan madu sebagai penghilang lelah dan cemasmu. Bila kau ingin berunjungsana dan berceloteh bersama. Sekarang, pulanglah.. Sarangmu menantimu.. Terbanglah kau, merpati putih penyisir langit. Kupamitkan kau pada semesta, semoga terestui.

Tuesday, September 19, 2006

Mutasi terapi

Jujurnya, kalau ada yang paling saya benci diseluruh dunia itu adalah saya. Saya nggak suka sekali dengan diri saya. Kadang sering terlintas, kok tega sih Dia naro saya di cangkang ini. Yang ini?? Buka-buka friendster orang aja langsung kebayang ada apa yang bakal kejadian sama dia. I hate myself. Kenapa sih nggak bisa biasa aja. Liat friendster atau apalah..itu nggak perlu langsung keliatan dong masalah yang bakal mereka hadapi. Biasa aja deh, kayak orang normal lainnya! Nggak usah neko-neko. Keliatan masalahnya, kalau saya mau tau aja, ada apa ya dengan orang itu. Nggak usah annoying deh, liat hal biasa udah langsung contact. Dasar mutant! Tapi kadang disaat kebencian saya terhadap diri sendiri itu memuncak, out of the sudden, beberapa hal muncul di depan saya.. Kalau saya nggak aneh gini, mungkin saya nggak bisa menikmati hal-hal yang dengan mudahnya bisa saya dapat. Dengan hanya sedikit usaha.. Apa yang saya mau , biasanya, akan ada di depan saya. Hiburan-hiburan kecil dari Tuhan. Kita hanya akan mendapat kesetimbangan. Dari dunia yang terbentuk dari keseimbangan. Apa yang kurang dari sisi satu, akan diberikan yang lain sebagai gantinya. Saat-saat yang menakutkan itu, kalau dilihat dengan lebih global (tidak hanya melihat dari sisi saya yang ketakutan setengah mati), sebenarnya tidaklah sedemikian parah. Toh sebagai imbangannya saya mendapat banyak pengetahuan dari situ. Yang kadang mengagetkan saat melihat literatur yang nyata. Ternyata saya nggak gila. Dan itu bukanlah halusinasi semata. Dan kalau boleh jujur, kadang saya meramal sebagai terapi saya menghadapi kebencian terhadap diri sendiri. Dari kenggaknormalan ini, saya bisa dapet duit kok. :)

Monday, September 18, 2006

Tibet-ish

Kadang aku takut kehilangan kucing kecilku, yang manis kuning dan lucu. Yang banyak menemaniku akhir-akhir ini. Kucing yang tak sengaja kutemukan di jalan, saat berusaha pulang ke rumah dalam keadaan sakit dan lesu. Kucing kuning kecil yang lucu, yang berekor setengah. Kuning seperti Garfield. Kugemukkan dan kurawat sampai bersih. Mungkin itu yang membuat dia menggendut seperti Garfield. Gendut, lucu dan pemalas. Datang saat minta makan atau dibelai. Animal instinct. Kebersamaan kami membuatku semakin takut akan kehilangannya. Aku selalu takut kehilangan. Karenanya aku selalu berusaha untuk tidak terlalu menyayangi sesuatu. Keluarga, teman bahkan barang. Agar tidak terlalu sakit saat terlepas. Impian dan keinginanlah yang menerbangkan kita, dan membuatnya menyakitkan saat terhempas. Aku terlalu takut untuk bermimpi. Dan menyayangi. Saat apa yang kausayangi terenggut darimu, yang tersisa hanyalah ampas dari esens jiwamu. Seperti papa. Orang yang paling aku sayangi sepanjang nafasku, ternyata bisa meninggalkanku. Sejak itu aku takut untuk menyayangi dan merasa memiliki. Bagaimana kalau kucing ini teringat ibunya dan memilih tinggal bersamanya? Atau ia menemukan rumah lain, yang lebih memanjakannya? Aku takut. Apapun dayaku, usahaku..tetap dia bukan milikku. Tapi seperti semua doa dari yang pernah ditinggalkan, aku selalu berdoa "semoga dia tetap bersamaku.".

Sunday, July 02, 2006

Shrikandhi maju perang

Dalam hidup kita harus selalu memilih. Saat kita enggan atau tidak tau apa yang ingin kita pilih, maka hidup akan memilihkannya untuk kita. Pahit, manis, asam, getir, sepat, segar..it's all about choices. And state of mind. Seperti Shrikhandi yang maju perang. Melawan Bhisma yang dihormatinya, sekaligus didendaminya sebagai titisan Ambha. Perempuan yang menitis ke dalam tubuh seorang perempuan, yang kemudian berubah menjadi lelaki. Karena kemauan para dewa, yang tak rela kekasihnya mati ditangan wanita. Perubahan yang juga dipilih Shrikandhi sendiri. Bertukar kelamin menjadi pria, dengan seorang rakhsasa. Mengorbankan hidup dan keluarganya demi suratan dewata. Terdengar kejam, namun dia telah memilih. Ada pihak-pihak dan banyak hal yang dikorbankan. Perasaan Keluarga Viratha, istrinya dan omongan masyarakat yang terkadang sangat kejam. Semua karena sebuah pilihan. Masyarakat Jawa memang selalu mengenal kata tumbal. Sesuatu yang dikorbankan untuk mendapatkan hal lain yang diinginkan. Tumbal. Hadiah suci untuk para dewa. Persembahan. Yang kau kirimkan dengan hatimu. Yang pedih dan teriris, untuk mendapatkan karunia yang kau mau. Yang kau pilih. Tidak ada yang sempurna atas segala sesuatu. Karena ketidaksempurnaan akan menjadi bagian dari puzzle semesta. Yang mengisi bagian kosong. namun tidak saat penuh. Karena saat penuh, kau adalah kolam yang terisi air. Yang akan luber jika diisi terus. Memuntahkan isi yang dikandungnya, dari ikan yang menggelepar kekurangan oksigen sampai tumbuhan air dan lumut-lumutnya, bila diisi terlalu ekstrim. Saat penuh kau akan kosong, dan saat kosong kau akan dipenuhi. Hidup akan selalu memilihkan untukmu, tanpa kau sadari, bila kau membuka pintunya.