Sunday, September 24, 2006

La cielo

Kisaran arus kadang membawa kita hanyut ke bagian yang lebih hulu dari waktu. Ke tempat dimana kita pernah menyusuri sungai bersama bulir waktu. Menginjak kerikil dan terluka, mereguk embun yang tersisa di sudut daun yang menentramkan saat dikecap. Arus yang membawa kita ke sarang lebah yang ditinggalkan pemiliknya dengan madu yang membuncah. Reguk dan nikmati, janganlah takut disengat, karena penjaganya pergi entah kemana. Madu yang selalu ada bersama kenangan. Walau tak lagi ia kau kecap di lidahmu, hanya sebagai after taste. Kenangan, pisau tajam yang menoreh pergelangan dan membiusnya disaat yang bersamaan. Kulepaskan kau dengan semua kenangan, madu yang manis di segmen hati, terimakasih atas semua pemberian dan pengertian. Kulepas kau seperti merpati, semoga menjadi berkah untuk semua. Ciuman di kedua mata dan air mata. Yang menyusulnya. Kulepaskan engkau terbang di angkasa yang kau cintai. Dan pulanglah ke sarangmu sedikit lebih sering. Bila kau rindu dengan tempat itu, datanglah dengan tenang, akan kuberikan madu sebagai penghilang lelah dan cemasmu. Bila kau ingin berunjungsana dan berceloteh bersama. Sekarang, pulanglah.. Sarangmu menantimu.. Terbanglah kau, merpati putih penyisir langit. Kupamitkan kau pada semesta, semoga terestui.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home