Friday, February 24, 2006

Sungai Takdir Odisseus

Aku selalu berpikir bahwa dunia adalah supermarket besar. Selalu ada harga untuk semua yang kita inginkan, tinggal menyesuaikan dengan budget, keadaan dan limit kartu kredit. Can we afford it or not? Life is all about choices. Winning and lossing, and the strategy behind. Seperti Sun Tzu yang menimbang keadaan alam. Menang dan kalah adalah bagian dari permainan. Karena menang bukanlah menang dan mengalah belum tentu berarti kalah. Tergantung apa yang mengalir setelahnya dalam sungai takdir. Sepert Odisseus yang menunggu dalam kuda kayu, diam mematung dan menunggu.. Menunggu musuh lengah dan terlena setelah menang perang. Penantian melelahkan, melampaui ambang batas para prajurit yang nyaris kalah dalam perang. Sebuah harga yang sepadan untuk hasil yang memuaskan. Troya dan seisinya. Helen of Troy yang melegenda. Dan nyawa Agememmon, yang dibunuh sang istri dalam bak mandinya sendiri. Kematian memalukan untuk Agememmon yang perkasa. Kematian..perjalanan lanjutan dalam aliran sungai takdir. Yang mengayun dengan nyaman. Beristirahatlah dengan tenang, layaknya tidur pertamamu dalam lindungan kawah dan ari-ari dulu. Kembali, pulang, ke rumah yang terdahulu. Satukanlah dirimu ke dalam iramanya, ayunannya dan pelukannya, kala ia memanggil dan tersenyum padamu. Menjulurkan tangannya yang halus. Padamu. Sambutlah ajakannya. Masuklah dan mengalir bersama. Ikutilah arus tanpa terhanyut. Ngeli tanpa keli. Karena saat itu, kaulah sungai takdir itu.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home