Sunday, January 21, 2007

bumi, mentari, awan, angin dan api

Saat awan menjadi angin. Saat mentari pergi ke ujung lautan yang dalam. Tenang dan tersembunyi. Saat bumi mengejar mentari, berlari ke tengah galaksi. Bergerak, menari dan mencari. Tambatan hati. Saat bulan tenggelam dalam peraduan yang kelam. Mencari hati yang ikut tenggelam. Kau muncul kembali dari debu perapian yang sepi. Dari bara, tangis dan air mata masa lalu. Sendiri dalam keberadaan. Dengan ikatan maya yang tertangguhkan. Bara hangat mentari yang menggugah masa lalu. Yang terlupa. Hilang sebelum bersama. Jembatan rapuh yang akan hancur bila dijejak dua orang. Hanyut sebelum menyentuh tanah seberang. Sekali tersambut talinya takkan ada jalan untuk kembali. Ke asal. Hanya ke bawah. Jauh ke bawah. Ke dasar bumi yang gelap, tempat ningghizhida bersemayam bersama umatnya yang terbuang. Sekali tersambut talinya, tak ada jalan kembali. Pulang. Akankah kau ambil resiko? Saat angin menghadang dan hujan badai erat bersautan. Tanpa payung dan peneduh di jalan.. It’s a one way ticket, my dear, you cant go back!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home