Friday, December 17, 2004

Bersimbiosis bersama

Kubenci perasaan gelisah yang menyiksa, kala kujauh dengannya. Perasaan tidak aman saat membiarkannya sendiri, bersama teman-temnnya. Tanpa aku. Dengan wine, arak dan semua minuman itu yang mengalir lancar berminggu-minggu. Mungkin ini refleksi ketidakpercayaanku padanya. Akibat tindakannya di persinggahannya yang lalu. Etape ke dua. Dua pos sebelumku. Padahal dia sangat menyukai tempat itu. Hingga pernah terpikir olehnya untuk mendirikan rumah permanen disana. Persinggahan terakhirnya. Tempatnya menghabiskan hidup hingga tua. Namun badai menghancurkan rumah semi permanen mereka. Badai yang ditaburnya dua kali, dengan nama yang berbeda. Badai pertama bernapaskan api. Sedangkan yang kedua..entahlah. Dua badai yang memporakporandakan tempat bertelaga bening itu. Hancur hingga lebur, tercabut hingga pondasi dan tanahnya. Akhirnya mereka tinggalkan tempat itu dalam keadaan rusak parah. Tanpa ingin dibenahi lagi. Kemudian dia mencoba berdamai, hidup bersama, dengan badai yang kedua. Namun menunggang badai bukanlah hal yang mudah. Karena badai yang liar itu selalu menjarah kemana-mana. Sampai akhirnya dia lelah, letih dan gelisah. Ingin melepaskan diri dari badai tersebut, namun tak tau ia caranya. Saat itulah dia bertemu denganku, di jalan gelap yang berbatu. Saat aku kebingungan mencari jalan pulang, setelah pergi dari rumah yang ingin kutinggali. Sebelumnya. Akupun melangkah di jalan yang gelap sunyi. Meski kubawa pelita, namun dalam kebingunganku, tak tau kemana harus menuju. Saat itulah aku bertemu dengannya. Sesama pengembara yang lelah dan gelisah di kegelapan jalan setapak. Dirindukannya pelitaku, dan ditawarkannya tempat persinggahan bagiku. Maka kami pun berbagi, bersimbiosis bersama. Dalam kelelahan, kebingungan dan kebuntuanku, inilah tempat yang kutunggu. Sampai habis lelahku. setelah itu, mungkin aku meneruskan perjalanan. Atau bila tempat perlindungan ini menawarkan rasa aman, ingin aku bernaung disini selamanya. Menautkan akar dan batang kami. Berokulasi menjadi pohon yang baru. Bersama. Semoga rasa aman itu akan menjadi nyata.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home