Saturday, October 09, 2004

5 - the rose wine of mine

Saat dimana prediksi menjadi kenyataan merupakan saat yang paling menyebalkan. Mengesalkan karena sekeras apapun aku melawannya, menabrak dan berusaha menerobosnya, yang kutemui hanyalah dinding takdir. Menyebalkan dan sangat tidak mengasikkan. Seperti quote yang kerap diucapkan raja kera dalam sebuah serial mandarin klasik. Mungkin inilah saat aku harus pergi dan menemui takdir. 2005. Saat aku harus menemuinya, bersamanya. Kebersamaan yang terlimitasi oleh waktu. Lima tahun. Keberadaan bersama. Untuk menjemput 35. Kekasihku, pujaanku, penghancur hatiku. Kuharus bersamamu untuk hancur. Untuk luka, kalah dan bangkit kembali. Seperti phoenix. Yang hidup kembali setelah membakar diri. Seperti kota yang dibangun diatas kota yang dihancurkan sebelumnya. Untuk menjadi lebih kuat dan besar. Hancur, luluh dan melebur. Untuk kemudian bangkit kembali. Yang deminya mungkin aku harus meninggalkan persinggahanku. Yang nyaman, namun penuh kebimbangan. Kadang aku tak tahu mana yang terbaik. Biarlah waktu mengalir seperti air. Dan wine di sungai surgawi. Mengalir. Bersama air kulepaskan bebanku. Kesedihanku. Pada air.. Selamat berpisah, persinggahan sementaraku.. Terimakasih atas tempat berteduh dan menenangkan diri yang singkat ini. Pertemuan yang terlimitasi waktu. Seperti rose wine yang kerap kita nikmati bersama. Kutinggalkan kau dengan bola di tanganmu. Gulirkanlah hingga batas takdir menjemputmu. Selamat berpisah..dan kali ini kita memang benar-benar harus berpisah.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home