Wednesday, October 06, 2004

Mi Pesto Amor

Hmmm.. Pasta dengan tomat cincang, basil, oregano segar, daging merah dan parmesan leleh diatasnya. Benar-benar makanan yang sempurna untuk membuka hari baru. Inilah bayangan yang kerap menari-nari di otakku sejak dua hari yang lalu. Agar pagi hariku berlangsung dengan sempurna, kupersiapkan bahan-bahan pembuatnya dari malam tadi. Fussili ok, tomat.. tinggal buka kaleng, pasta tomat juga, daging baru beli sore dari Hero, basil ada, tapi…oregano? Oreganoku mana??? Kuubek-ubek tempat bumbu, laci sampai kulkas, siapa tau nyasar di sana, tetep nggak ada. Hhh..tampaknya impianku untuk pagi yang sempurna harus dipending dulu nih.. *** Pagi.. Sarapan roti unyil oleh-oleh dari bogor. Roti yang membangunkanku malam-malam dengan telponnya. Jam 23.42 menurut hand phoneku. Ternyata namanya memang sesuai dengan akibat yang ditimbulkannnya pada perutku. Benar-benar unyil! Nafsu makanku memang sedang gila-gilaan akhir-akhir ini. Hal yang dipicu kekhawatiranku terhadap berat yang terus menurun. Ternyata pacaran berbanding lurus dengan berat badan. Degradasi hubungan berakibat langsung pada penurunan berat badan. Bongkar-bongkar kulkas, dan kutemukan tupperware berisi pesto di dalamnya. Wah, boleh juga nih.. Berhubung tidak ada spagetti, aku memutuskannya untuk menggantinya dengan mie instan, yang bumbunya disingkirkan. Mie dengan pesto. Pesto yang dibuatnya. Kenangan pun berhamburan ke dalam benakku. Saat-saat membeli basil segar ke lembang, parmesan di toko setiabudi, dll. Dia memang hobi masak dan enak. Kenangan..semua itu hanya kenangan. Memori yang akan larut ditelan ombak waktu. Meskipun aku masih sayang padanya. Dengan mata yang masih mengawang, kugulung mie-pesto itu dengan garpu. Kumasukkan ke dalam mulutku. Kukunyah pelan. Dengan lagu Barbra Streisan&Bryan Adams di kepalaku, “..started at a café. Started as a friend. Funny, how it comes from a simple thing. The first time we kissed..” Lagu yang kerap kunyanyikan untuknya saat kami berciuman. Namun waktu yang indah itu pupus seketika, saat indera pengecapku membunyikan alarm. Rasanya nggak enak! Nggak pas. Tidak seperti rasa mulutnya yang beraroma cigar itu. Sial! Tenyata pesto memang bukan pasangan yang pas untuk mie instan. Seperti kami yang tidak bisa bersama. Lagi.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home